Sekitar 45 menit baru nongol KRL ekonomi tujuan Kota, Dari kejauhan terlihat atap KRL sudah dipenuhi penumpang, dipintu-pintu juga terlihat bergelantungan penumpang yang tidak muat masuk kedalam gerbong. meskipun demikian aku tetap bertekad untuk naik, karena kalau nunggu lagi entah jam berapa sampai di kantor. Saking penuhnya untuk numpang naruh kaki saja susahnya bukan main. Dari belakangku terasa dorongan begitu kuat karena masih banyak penumpang yang memaksa untuk bisa naik dan akhirnya aku masuk juga kedalam gerbong.
Saling dorong, saling sikut, saling injak sudah hal lumrah di KRL ini, jika orang yang baru pertama naik KRL ekonomi pasti akan stress dan kapok. Harus tahan emosi dan tahan fisiknya jika anda berkeinginan jadi pengemar KRL ekonomi. Aku sudah terbiasa dengan kondisi ini. Untuk mengurangi stress aku anggap saja sikut yang mengganjal punggung atau tas ransel yang menggencet badan sebagai pijitan di tempat SPA.Kalau disikapi dengan emosi pasti akan bikin aku jadi gila karena itu terjadi tidak sekali dua kali tetapi setiap hari.
Diwaktu jam berangkat kerja sudah pasti KRL ekonoi penuh sesak dengan karyawan, pelajar, mahasiswa, pedagang dan juga COPET yang akan memanfaatkan kesempatan .
Bagi yang sudah biasa naik KRL Ekonomi ini pasti sudah tahu bagaimana mengatasi kesemrawutan ini. Tas harus selalu di taruh didepan dada sambil terus waspada jangan sampai ada tangan jahil yang membuka resleting atau menyilet untuk mengambil dompet atau HP atau apa saja yang berharga. Jangan menggunakan HP didekat pintu karena rawan dijambret. Jangan menaruh tas di rak dekat pintu karen akan mudah dijambret. Jika dapat duduk sebaiknya tas dipangku saja jangan ditaruh diatas rak, karena kalau kita ngantuk tangan jahil akan segera menyikat properti kita.
Bagi yang sakit asma sangat disarankan jangan naik KRL ini diwaktu jam sibuk. Sudah pasti akan tergencet dan tidak bisa bernafas. Siap-siap untuk berdiri dengan satu kaki dan belajar berdiri tanpa pegangan karena tidak semua gerbong ada pegangannya. Jangan melawan arus disaat penumpang berebut naik lebih baik ikuti saja kemana penumpang bergoyang terkecuali sudah mendekati turun sebaiknya cari tempat menepi supaya tidak terdorong masuk. Jangan bawa anak kecil pada saat jam sibuk, sebaiknya berangkat lebih pagi atau lebih siang supaya agak longgar.
Disamping kesemrawutan dan kekurangan KRL Ekonomi ini, ada banyak hal mengapa para komuter masih dengan setia berdesakan untuk naik:
- Tarif KRL ekonomi relatif lebih murah daripada angkutan lainnya.
- Tidak terjebak kemacetan, meskipun kereta sering telat namun perbandingannya telatnya KRL masih bisa terkejar jika dibandingkan jalanan yang macet.
- Buat saya KRL merupakan sarana untuk olah raga atau fitnes gratis cukup bayar KTB bulanan setiap hari kita mengeluarkan keringat, saling dorong saling pijat begitu sampai tujuan badan jadi segar dan lebih ringan.
- Banyak teman seperjalanan yang sering ketemu yang akhirnya ada yang dapat jodoh, ada yang selingkuh ada yang bikin grup arisan dan yang pasti ada yang dapat gantian tempat duduk.
Harapanku semoga KRL ekonomi akan terus memperbaiki pelayananya sehingga kami pengguna KRL akan lebih merasa diperlakukan sebagai manusia.
Kapankah itu terjadi?.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar